Selasa, 02 Desember 2008

WHO AM I ?


Siapakah aku ? Sebuah pertanyaan yang sangat sederhana . Hanya terdiri atas 11 huruf dengan 2 spasi yang dilengkapi dengan sebuah tanda tanya. Tetapi ketika pertanyaan itu terlontar, apa yang terjadi dengan otak kita ? Otak kita bergolak merespons pertanyaan tersebut, kemudian mencoba untuk medefinisikan siapa “aku” tersebut.
Apakah cukup pertanyaan tersebut dijawab dengan “aku” adalah seorang pelajar ? “aku” adalah seorang remaja ? “aku” adalah anak dari keluarga X ? “aku” adalah manusia berambut keriting, berhidung agak mancung ke dalam dengan warna kulit sawo matang dan warna mata cokelat kehitaman ? atau meminjam istilahnya SAMSON : “aku” adalah lelaki yang tak kenal lelah mencari wanita ? Cukupkah jawaban tersebut menggambarkan siapa “aku” yang sebenarnya ?
Sebagian dari kita mungkin akan melanjutkan langkah, dimana otak kita akan melakukan penggembaraan panjang nan berliku sehingga mungkin akan mencoba menemukan jawaban – jawaban siapa “aku” yang sesungguhnya. Dan jawaban tersebut diantaranya mungkin akan berkata demikian : “aku” adalah pemalas yang enggan melaksanakan tugas dan pekerjaan sehingga dalam hidup tidak pernah mempunyai rencana yang terprogram, akibatnya jika ada tugas yang diberikan tidak pernah terlaksana tepat waktu, “aku” adalah seorang pengecut yang tidak pernah berani menantang waktu dan rintangan utuk meraih sukses, “aku” adalah seorang pendosa yang setiap tarikan dan hembusan napas adalah kemaksiatan, “aku” adalah seorang pecundang yang selalu menyerah kalah sebelum “pertandingan” hidup dimulai, “aku” adalah seorang kapitalis yang selalu berpatokan bahwa uang adalah segalanya, sehingga setiap detik yang terlewat ditinjau dari sisi keuntungan semata, “aku” adalah seorang pengkhayal yang selalu berteman dengan mimpi – mimpi indah dalam tidur, tetapi tidak pernah berani berusaha untuk mewujudkan mimpi –mimpi itu menjadi kenyataan .Atau “aku” yang kita definisikan adalah sosok yang berkebalikan dari itu semua.
Sebuah film fiksi yang berjudul “Who Am I” yang dibintangi Jacky Chan yang mengilhami tulisan ini. Dalam film tersebut Jacky Chan berperan sebagai seorang prajurit yang mengemban misi tertentu, namun di tengah perjalanan mengalami kecelakaan. Kepalanya terbentur sesuatu sehingga menjadi amnesia. Akibatnya dalam perjalanan selanjutnya dia tidak tahu siapa dirinya sehingga setiap saat dia bertanya pada dirinya sendiri dengan kalimat “Who Am I”. Dan kalimat itu oleh suku primitif dijadikan namanya dalam ketidaktahuannya. Meskipun begitu ditengah ketidaktahuannya dia selalu berusaha untuk menjalankan hidup dengan baik sambil mencari jati diri yang sebenarnya. Dan singkat cerita akhirnya kepalanya terbentur sesuatu sehingga ingatannya kembali lagi dan sukses menjalankan misinya.
Kembali ke uraian awal tadi. Saya yakin bahwa kita bukanlah seorang yang menderita amnesia, sehingga sudah barang tentu kita tahu siapa “aku”. Selanjutnya tinggal kita cocokkan, apakah “aku” yang kita ketahui sudah sesuai dengan jalan yang kita yakini ? Jika sudah, ke depan kita tinggal memperbaiki kekurangan – kekurangan yang ada. Namun jika belum tentunya perlu waktu untuk mengubah segala hal yang keliru, sehingga tujuan yang akan kita capai menjadi lebih baik.
Akan tetapi menjadi celaka jika saat ini kita belum mengenal “aku” masing – masing dari diri kita. Mungkin ini adalah keadaan yang memang benar – benar dalam kondisi amnesia. Merujuk dari ceritanya Jacky Chan tadi, obat yang paling mujarab adalah dengan membenturkan kepala kita keras - keras di benda yang keras agar amnesia yang kita derita menjadi pulih kembali. Sehingga “aku” yang kita cari akan muncul kembali di dalam diri kita. Selamat mencoba..............Resiko ditanggung penumpang.