Kamis, 22 April 2010

SURAT DARI SANG MAHA PENCIPTA

Saat kau bangun di pagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaku, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur kepadaku atas segala sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin.
Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaku, tetapi engkau terlalu sibuk.

Disatu tempat engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU melihat engkau menggerakkan kakimu. AKU berpikir engkau akan berbicara kepadaku tetapi engkau berlari ke telepon, dan menelepon seseorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru. AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berpikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaku.

Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang ke sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaku, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum menyantap rezeki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya. Yah...tidak apa-apa masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaku, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan. Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, AKU tidak tahu apakah kau suka menonton TV atau tidak, hanya saja engkau selalu ke sana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang ditampilkan. Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kemudian kau tidak berbicara kepadaKU.

Saat tidur KUpikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun namaKU kau sebut. Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu. AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. Aku bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata do’a, pikiran atau ucapan syukur dari hatimu. Baiklah, engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiKU sedikit waktu untuk menyapaKU.

Tapi yang AKU tunggu......ah, tak jua kau menyapaKU. Dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, hingga hari berganti lagi, kau masih mengacuhkan AKU, Tak ada sepatah kata, tak ada seucap do’a, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU.

Apakah salahKU padamu? Rizki yang AKU limpahkan, kesehatan yang AKU berikan, harta yang AKU relakan, anak-anak yang AKU rahmatkah, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU? Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapaKU, memohon perlindunganku, dan bersujud menghadapKU.

Yang selalu menyertaimu setiap waktu
Allah SWT